Senin, 10 November 2014

ANALISIS DESAIN WEB MENURUT THEORY HALL



ANALISIS DESAIN WEB MENURUT THEORY HALL
TUGAS SISTEM INFORMASI
DOSEN PENGAMPU : HANDARU JATI, Ph.D


DISUSUN OLEH
LINDA SETIAWATI, S.KOM
NIM. 13702251048
KELAS PTK VOKASI B
PROGRAM PASCASARJANA
PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2013

COMMUNICATION THEORY OF HALL (1976)

Teory komunikasi yang dikemukan oleh Edward T. Hall (1976) dikategorikan menjadi dua yaitu komunikasi konteks tinggi (high context communication) dan komunikasi konteks rendah (low  context  communication). Penekanannya adalah berdasarkan cultur / budaya.
Komunikasi konteks tinggi ( high context communication ) berdasarkan budaya-budaya lisan / budaya tradisional, didominasi oleh budaya Arab dan Asia. Adapun negara-negara yang menerapkan teori ini dalam hal desain web adalah : African, Arab, Brazillian, Chinese, Filipinos, French Canadian, French, Greek, Hawaiian, Hungarian, Indian, Indonesian, Italian, Japanese, Korean, Latin Americans, Nepali, Persian, Portuguese, Russian, Southern United States, Spanish, Thai, Turkish, Vietnam, South Slavic. Dalam hal desain web model ini cenderung menonjolkan tampilan berupa gambar-gambar dan animasi.
Komunikasi konteks rendah ( low context communication ) lebih cenderung didominasi oleh cultur atau kebudayaan di USA, misalnya standar ASCII e-mail. Adapun Negara-negara yang menerapkan teori ini dalam desain web adalah : Australian, Dutch, English Canadian, English, Finnish, German, Irish, New Zealand, Scandinavia, Switzerland, United States ( Kecuali Southern States). Dalam hal desain web model ini lebih cenderung menonjolkan isi dan informasi yang ingin disampaikan.
Perbedaan yang paling mendasar dari kedua model ini dalam kaitannya dengan desain web adalah sebagai berikut :
High Context
Low Context
Ditinjau dari penggunaan animasi, menggunakan tingkat animasi yang tinggi, serta menonjolkan gambar-gambar serta video yang dominan
Penggunaan animasi yang sedikit dan sederhana, biasanya hanya pemberian highlight pada teks. Hal ini disebabkan karena model ini menonjolkan isi dalam bentuk teks
Dari nilai promosi produk, gambar yang ditampilkan menunjukkan karakteristik kebersamaan/kolektivis dalam masyarakat
Gambar mempromosikan nilai-nilai karakteristik individualis dalam  masyarakat
Gambar yang ditampilkan menggambarkan produk dan barang yang digunakan oleh individu
Gambar   yang   ditampilkan menggambarkan  gaya  hidup individu,  dengan  atau  tanpa penekanan   langsung   pada penggunaan    produk    atau barang dagangan.
L ink mempromosikan pendekatan   eksplorasi   untuk navigasi   pada   situs   web, berorientasi pada proses
Isyarat  jelas  dan  berlebihan sehubungan  dengan  navigasi pada  situs  web,  berorientasi pada tujuan.
Menggunakan model linear dengan menggunakan banyak slidebar dan menu-menu yang dibuka dalam beberapa halaman browser yang baru
lebih sedikit penggunaan slide bar lebih menggunakan model parallel. Menu yang ditampilkan sedikit konstan dan terbuka dalam halaman website pada jendela windows yang sama

Berikut diberikan contoh aplikasi website yang menunjukkan perbedaan yang mendasar dari high context vs. low context communication.
A.      LOW CONTEXT vs.  HIGH CONTEXT
Web site produk rumah tangga Tupperware antara Negara Canada dan Italia
Tampilan web site di atas adalah tampilan web site produk TUPPERWARE dari Negara Canada ( http://www.tupperware.ca/ ) , tergolong low context culture karena :
1.        Penggunaan animasi bergerak yang sangat minim dan hanya menonjolkan teks dan informasi yang penting terkait produk.
2.        Tampilannya sangat sederhana
3.        Tidak menggunakan animasi  bergerak serta video
4.        Symbol-simbol yang digunakan juga sedikit
Tampilan web site di atas adalah tampilan web site produk TUPPERWARE dari Negara Italia ( http://www.tupperware.it/ ) , tergolong High context culture karena :
  1. Menggunakan banyak animasi dalam halaman utamanya
  2. Menampilkan banyak gambar daripada teks
  3. Informasi yang disajikan tidak secara verbal
  4. Penggunaan slide bar dengan model linear dengan banyak slidebar dan tampilan yang berbeda-beda pada masing-masing windows browser yang berbeda.
  5. Tidak secara langsung menjual produk, karena yang ditampilkan justru gambar orang-orang dengan produk secara bersamaan

B.       LOW CONTEXT vs.  HIGH CONTEXT
Web site produk soft drink COCA COLA antara Negara Canada dan Inggris

Tampilan web site di atas adalah tampilan web site produk Coca Cola dari Negara Canada ( http://www.coca-cola.ca/ ) , tergolong low context culture karena :
  1. Tidak menggunakan banyak gambar-gambar dan animasi
  2. Informasi yang disajikan dalam bentuk teks dan kalimat
  3. Penggunaan slide bar dengan model paralel
  4. Lebih menonjolkan produk yang ingin dipasarkan

Tampilan web site di atas adalah tampilan web site produk Coca Cola dari Negara Inggris ( http://www.Cokecce.co.uk/ ). Berbeda dengan Negara Canada, Negara inggris cenderung menerapkan model High context culture karena :
1.        Menggunakan banyak animasi bergerak dalam bentuk slide dalam halaman utamanya
2.        Menampilkan banyak gambar dari pada teks dengan menonjolkan efek animasi . hal ini terlihat dengan pergantian tampilan gambar setiap gambar disentuh kursor
3.        Informasi yang disajikan tidak secara verbal tetapi dengan menggunaka symbol-simbol
4.        Penggunaan slide bar dengan model linear dengan banyak slidebar dan tampilan yang berbeda-beda pada masing-masing windows browser yang berbeda.
5.        Tidak secara langsung menjual produk, karena yang ditampilkan justru gambar orang-orang dengan produk yang sedang dipegang
6.         Menggunakan animasi short video. Animasi dalam bentuk video pendek dapat memberikan alternatif untuk berkomunikasi melalui teks dan gambar diam serta untuk menciptakan kesan agar pengunjung lebih mengenal produk yang akan dibeli.




C.      LOW CONTEXT vs.  HIGH CONTEXT
Web site produk SOPHIE MARTIN antara Negara Prancis dan Filipina
Tampilan web site di atas adalah tampilan web site produk Sophie Martin dari Negara Prancis ( http://www.Sophieparis.com / ) , yang merupakan Negara asal dari branch ini. Desain web site tergolong low context culture karena :
  1. Tidak menggunakan banyak gambar-gambar dan animasi
  2. Informasi yang disajikan dalam bentuk teks dan kalimat
  3. Penggunaan slide bar dengan model paralell
  4. Lebih menonjolkan produk yang ingin dipasarkan
  5. Tidak menggunakan banyak gambar-gambar dan animasi
  6. Informasi yang disajikan dalam bentuk teks dan kalimat
  7. Penggunaan slide bar dengan model paralell
  8. Lebih menonjolkan produk yang ingin dipasarkan

Tampilan web site di atas adalah tampilan web site produk Sophie Martin dari Negara Filipina ( http://www.sophieparis.com.ph/ ). Berbeda dengan Negara Prancis, Negara Filipina merupakan penganut model High context culture karena :
1.        Menggunakan banyak animasi bergerak dalam bentuk slide dalam halaman utamanya
2.        Menampilkan banyak gambar dari pada teks dengan menonjolkan efek animasi . hal ini terlihat dengan pergantian tampilan gambar setiap gambar disentuh kursor
3.        Informasi yang disajikan tidak secara verbal tetapi dengan menggunaka symbol-simbol
4.        Penggunaan slide bar dengan model linear dengan banyak slidebar dan tampilan yang berbeda-beda pada masing-masing windows browser yang berbeda.
5.        Tidak secara langsung menjual produk, karena yang ditampilkan justru gambar orang-orang dengan produk yang sedang dipegang
6.        Penggunaan slide bar dengan model linear dengan banyak slidebar dan tampilan yang berbeda-beda pada masing-masing windows browser yang berbeda.
7.        Tidak secara langsung menjual produk, karena yang ditampilkan justru gambar orang-orang dengan produk yang sedang digunakan




Tidak ada komentar:

Posting Komentar