ANALISIS DESAIN WEB MENURUT THEORY HALL
TUGAS SISTEM INFORMASI
DOSEN PENGAMPU : HANDARU JATI, Ph.D

DISUSUN
OLEH
LINDA SETIAWATI, S.KOM
NIM. 13702251048
KELAS PTK VOKASI B
PROGRAM PASCASARJANA
PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2013
COMMUNICATION THEORY OF HALL (1976)
Teory
komunikasi yang dikemukan oleh Edward T. Hall (1976) dikategorikan menjadi dua
yaitu komunikasi konteks tinggi (high context
communication) dan komunikasi konteks rendah (low context
communication). Penekanannya
adalah berdasarkan cultur / budaya.
Komunikasi
konteks tinggi ( high context communication ) berdasarkan
budaya-budaya lisan / budaya tradisional, didominasi oleh budaya Arab dan Asia.
Adapun negara-negara yang menerapkan teori ini dalam hal desain web adalah : African,
Arab, Brazillian, Chinese, Filipinos, French Canadian, French, Greek, Hawaiian,
Hungarian, Indian, Indonesian, Italian, Japanese, Korean, Latin Americans,
Nepali, Persian, Portuguese, Russian, Southern United States, Spanish, Thai,
Turkish, Vietnam, South Slavic. Dalam hal desain web model ini cenderung
menonjolkan tampilan berupa gambar-gambar dan animasi.
Komunikasi
konteks rendah ( low context
communication ) lebih cenderung didominasi oleh cultur atau kebudayaan di
USA, misalnya standar ASCII e-mail. Adapun Negara-negara yang menerapkan teori
ini dalam desain web adalah : Australian, Dutch, English Canadian, English,
Finnish, German, Irish, New Zealand, Scandinavia, Switzerland, United States (
Kecuali Southern States). Dalam hal desain web model ini lebih cenderung
menonjolkan isi dan informasi yang ingin disampaikan.
Perbedaan
yang paling mendasar dari kedua model ini dalam kaitannya dengan desain web adalah
sebagai berikut :
High Context
|
Low Context
|
Ditinjau
dari penggunaan animasi, menggunakan tingkat animasi yang tinggi, serta
menonjolkan gambar-gambar serta video yang dominan
|
Penggunaan
animasi yang sedikit dan sederhana, biasanya hanya pemberian highlight pada
teks. Hal ini disebabkan karena model ini menonjolkan isi dalam bentuk teks
|
Dari
nilai promosi produk, gambar yang ditampilkan menunjukkan karakteristik
kebersamaan/kolektivis dalam masyarakat
|
Gambar
mempromosikan nilai-nilai karakteristik individualis dalam masyarakat
|
Gambar
yang ditampilkan menggambarkan produk dan barang yang digunakan oleh individu
|
Gambar yang
ditampilkan menggambarkan
gaya hidup individu, dengan
atau tanpa penekanan langsung
pada penggunaan produk atau barang dagangan.
|
L
ink mempromosikan pendekatan
eksplorasi untuk navigasi pada
situs web, berorientasi pada
proses
|
Isyarat
jelas dan berlebihan sehubungan dengan
navigasi pada situs
web, berorientasi pada tujuan.
|
Menggunakan
model linear dengan menggunakan banyak slidebar dan menu-menu yang dibuka
dalam beberapa halaman browser yang baru
|
lebih
sedikit penggunaan slide bar lebih menggunakan model parallel. Menu yang
ditampilkan sedikit konstan dan terbuka dalam halaman website pada jendela windows
yang sama
|
Berikut
diberikan contoh aplikasi website yang menunjukkan perbedaan yang mendasar dari
high context vs. low context communication.
A. LOW CONTEXT vs. HIGH CONTEXT
Web site produk rumah
tangga Tupperware antara Negara Canada dan Italia


Tampilan
web site di atas adalah tampilan web site produk TUPPERWARE dari Negara Canada
( http://www.tupperware.ca/ ) ,
tergolong low context culture karena
:
1.
Penggunaan animasi bergerak yang sangat
minim dan hanya menonjolkan teks dan informasi yang penting terkait produk.
2.
Tampilannya sangat sederhana
3.
Tidak menggunakan animasi bergerak serta video
4.
Symbol-simbol yang digunakan juga
sedikit



Tampilan
web site di atas adalah tampilan web site produk TUPPERWARE dari Negara Italia
( http://www.tupperware.it/ ) ,
tergolong High context culture karena
:
- Menggunakan banyak animasi dalam halaman utamanya
- Menampilkan banyak gambar daripada teks
- Informasi yang disajikan tidak secara verbal
- Penggunaan slide bar dengan model linear dengan banyak slidebar dan tampilan yang berbeda-beda pada masing-masing windows browser yang berbeda.
- Tidak secara langsung menjual produk, karena yang ditampilkan justru gambar orang-orang dengan produk secara bersamaan
B. LOW CONTEXT vs. HIGH CONTEXT
Web site produk soft drink COCA
COLA antara Negara Canada dan Inggris

Tampilan web site di
atas adalah tampilan web site produk Coca Cola dari Negara Canada ( http://www.coca-cola.ca/ ) , tergolong low context culture karena :
- Tidak menggunakan banyak gambar-gambar dan animasi
- Informasi yang disajikan dalam bentuk teks dan kalimat
- Penggunaan slide bar dengan model paralel
- Lebih menonjolkan produk yang ingin dipasarkan


Tampilan
web site di atas adalah tampilan web site produk Coca Cola dari Negara Inggris
( http://www.Cokecce.co.uk/ ). Berbeda
dengan Negara Canada, Negara inggris cenderung menerapkan model High context culture karena :
1.
Menggunakan banyak animasi bergerak
dalam bentuk slide dalam halaman utamanya
2.
Menampilkan banyak gambar dari pada teks
dengan menonjolkan efek animasi . hal ini terlihat dengan pergantian tampilan
gambar setiap gambar disentuh kursor
3.
Informasi yang disajikan tidak secara
verbal tetapi dengan menggunaka symbol-simbol
4.
Penggunaan slide bar dengan model linear
dengan banyak slidebar dan tampilan yang berbeda-beda pada masing-masing
windows browser yang berbeda.
5.
Tidak secara langsung menjual produk,
karena yang ditampilkan justru gambar orang-orang dengan produk yang sedang
dipegang
6.
Menggunakan animasi short video. Animasi dalam bentuk video pendek dapat memberikan alternatif untuk berkomunikasi melalui teks
dan gambar diam serta untuk menciptakan kesan
agar pengunjung lebih mengenal produk yang akan dibeli.
C. LOW CONTEXT vs. HIGH CONTEXT
Web site produk SOPHIE MARTIN antara
Negara Prancis dan Filipina


Tampilan
web site di atas adalah tampilan web site produk Sophie Martin dari Negara Prancis
( http://www.Sophieparis.com / ) , yang merupakan Negara asal dari branch
ini. Desain web site tergolong low
context culture karena :
- Tidak menggunakan banyak gambar-gambar dan animasi
- Informasi yang disajikan dalam bentuk teks dan kalimat
- Penggunaan slide bar dengan model paralell
- Lebih menonjolkan produk yang ingin dipasarkan
- Tidak menggunakan banyak gambar-gambar dan animasi
- Informasi yang disajikan dalam bentuk teks dan kalimat
- Penggunaan slide bar dengan model paralell
- Lebih menonjolkan produk yang ingin dipasarkan



Tampilan
web site di atas adalah tampilan web site produk Sophie Martin dari Negara
Filipina ( http://www.sophieparis.com.ph/ ). Berbeda dengan Negara
Prancis, Negara Filipina merupakan penganut model High context culture karena :
1.
Menggunakan banyak animasi bergerak
dalam bentuk slide dalam halaman utamanya
2.
Menampilkan banyak gambar dari pada teks
dengan menonjolkan efek animasi . hal ini terlihat dengan pergantian tampilan
gambar setiap gambar disentuh kursor
3.
Informasi yang disajikan tidak secara
verbal tetapi dengan menggunaka symbol-simbol
4.
Penggunaan slide bar dengan model linear
dengan banyak slidebar dan tampilan yang berbeda-beda pada masing-masing
windows browser yang berbeda.
5.
Tidak secara langsung menjual produk,
karena yang ditampilkan justru gambar orang-orang dengan produk yang sedang
dipegang
6.
Penggunaan slide bar dengan model linear
dengan banyak slidebar dan tampilan yang berbeda-beda pada masing-masing
windows browser yang berbeda.
7.
Tidak secara langsung menjual produk,
karena yang ditampilkan justru gambar orang-orang dengan produk yang sedang digunakan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar